Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bakteri (dari
kata
Latin
bacterium; jamak:
bacteria) adalah kelompok
organisme
yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain
prokariota
dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di
bumi.
Beberapa kelompok bakteri dikenal
sebagai agen penyebab
infeksi dan
penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat
dibidang
pangan,
peng
obatan,
dan
industri.
Struktur sel bakteri relatif
sederhana: tanpa
nukleus/inti
sel,
kerangka sel,
dan
organel-organel
lain seperti
mitokondria dan
kloroplas.
Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara
sel prokariot
dengan sel
eukariot
yang lebih kompleks.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di
tanah,
air,
udara, dalam
simbiosis
dengan organisme lain maupun sebagai agen
parasit
(
patogen),
bahkan dalam tubuh manusia.
Pada
umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat
berdiameter hingga 700 μm, yaitu
Thiomargarita.
Mereka umumnya memiliki
dinding sel, seperti sel
tumbuhan
dan
jamur,
tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (
peptidoglikan).
Beberapa jenis bakteri bersifat
motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh
flagel.
Teknik yang
biasa digunakan adalah teknik aseptis atau steril. Teknik aseptik atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek)
yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk
mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya teknik aseptik
adalah adanya banyak partikel debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau
spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan, mulut erlenmeyer, atau
mengendap di area kerja. Pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan ini dapat
mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu percobaan. Mikroorganisme dapat
juga ”jatuh” dari tangan operator, sarung tangan atau jas laboratorium karena
pergerakan lengan yang relatif cepat. Penggunaan teknik aseptik meminimalisir
material yang digunakan terhadap agen pengontaminasi. Pada kenyataanya teknik
aspetis tidak dapat melindungi secara sempurna dari bahaya kontaminan. Namun
semakin banyak belajar dari pengalaman maka semakin mengurangi resiko yang ditimbulkan.
1.2 Rumusan Masalah
1)
Apa sajakah APD yang digunakan agar tidak terjangkit
bakteri ?
2)
Apa sajakah penyebab adanya bakteri ?
3)
Apa sajakah penyakit yang disebabka oleh bakteri ?
4)
Bagaimanakah penularan atau infeksi akibat bakteri ?
1.3 Tujuan
1) Agar dapat mengetahui alat pelindung
diri (APD) yang digunakan, agar tidak terjangkit bakteri.
2) Agar dapat mengetahui penyebab
adanya bakteri
3) Agar dapat mengetahui penyakit yang
disebabkan oleh bakteri
4) Agar dapat mengetahui penularan atau
infeksi atau bakteri
PEMBAHASAN
2.1
PENGGUNAAN APD SAAT BEKERJA DI LABORATORIUM BAKTERI
2.1.1 Pengertian APD
Alat Pelindung Diri adalah
seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan
kerja.
APD dipakai sebagai upaya
terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa
(engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun
pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha
akhir
. Atau dapat diartikan (APD) adalah peralatan keselamatan yang harusdigunakan
oleh personil apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya.
Semua tempat yang dipergunakan
untuk menyimpan ,memproses, dan pembuangan limbah bahan kimia dapat dikategorikan sebagai
tempat kerja yang berbahaya.
APD
merupakan peralatan yang harus disediakan oleh pengusaha olehkaryawan. Kewajiban menggunakan APD itu sendiri
telah disepakati oleh pemerintah melalui departement tenaga kerja
Republik Indonesia .
Adapun bentuk APD
standar untuk bahan kimia berbahaya adalah pelindung kepala (Helm), pelindung mata, pelindung wajah,
pelindung tangan,dan pelindung kaki, Pelindung Telinga, Tali
Keselamatan, Jas Laboratorium (Bagi pekerja di Industri yang banyak
bekerja di Laboratorium)
2.1.2 Jenis-jenis APD
a. Perlindungan Mata Dan Wajah
Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus
dikenakan oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud
untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan
bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum perlindungan mata terdiri dari
Kacamata pelindung, Goggle,Pelindung wajah, Pelindung mata special (goggle yang
menyatu dengan masker khusus untuk melindungi mata dan wajah dari radiasi dan
bahaya laser).
b. Perlindungan Badan
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, merupakan suatu
perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium. Jas laboratorium dikenal oleh masyarakat pengguna bahan kimia ini terbuat
dari katun dan bahan sintetik. Hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan
jas laboratorium yaitu kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam
kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran
badan pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan
bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah
jas secepatnya. Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah
Apron dan Jumpsuits. Apron digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang
bersifat korosif dan mengiritasi, yang berbentuk seperti celemek terbuat dari
karet atau plastik.Untuk apron yang terbuat dari plastik, bahwa tidak dikenakan
pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan kimia yang dapat terbakar
yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat mengakumulasi
loncatan listrik statis. Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini
direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi Bahan dari
peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu memberi perlindungan kepada
pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap lembab, dan
radiasi.
c. Perlindungan Tangan
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila
terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi
tidak hanya melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia
tersebut, sarung tangan juga dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas
yang pecan atau rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam, dan material yang
panas atau dingin. Sarung tangan harus secara periodik diganti
berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani.
Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat
dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi.
Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil
atau alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang
akan ditangani.
APD tangan dikenal dengan Safety Glove dengan berbagai jenis
penggunaanya. Berikut ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan
yang tidak terbatas hanya untuk melindungi dari bahan kimia. Jenis-Jenis
Safety Glove antara lain : Sarung Tangan Metak Mesh, Sarung metal mesh tahan
terhadap ujung yang lancip dan menjaga terpotong, Sarung tangan Kulit, Sarung
tangan yang terbuat dari kulit ini akan Melindungi tangan dari permukaan kasar,
Sarung tangan Vinyl dan neoprene Melindungi tangan terhadap bahan kimia
beracun, Sarung tangan Padded Cloth Melindungi tangan dari ujung yang
tajam, pecahan gelas, kotoran dan Vibrasi, Sarung tangan Heat resistant
Mencegah terkena panas dan api, Sarung tangan karet Melindungi saat bekerja
disekitar arus listrik karena karet merupakan isolator (bukan penghantar
listrik), Sarung tangan Latex disposable Melindungi tangan dari Germ dan
bakteri, sarung tangan ini hanya untuk sekali pakai,Sarung tangan lead lined
Digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.
d. Perlindungan Pernafasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia
adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan
gas yang dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu
tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh
karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang
lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai
didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa
jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang
berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki
masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka
filter tersebut harus diganti.
2.2
PENYEBAB/ ETIMOLOGI TERINFEKSI BAKTERI
Bakteri
penyebab penyakit pada manusia:
No.
|
Nama
bakteri
|
Penyakit
yang ditimbulkan
|
1.
|
|
Tifus
|
2.
|
|
Disentri
basiler
|
3.
|
|
Kolera
|
4.
|
|
Influensa
|
5.
|
|
Pneumonia
(radang paru-paru)
|
6.
|
|
TBC
paru-paru
|
7.
|
|
Tetanus
|
8.
|
|
Meningitis
(radang selaput otak)
|
9.
|
|
Gonorrhaeae
(kencing nanah)
|
10.
|
|
Sifilis
atau Lues atau raja singa
|
11.
|
|
Lepra
(kusta)
|
12.
|
|
Puru atau
patek
|
Bakteri
penyebab penyakit pada hewan:
No.
|
Nama
bakteri
|
Penyakit
yang ditimbulkan
|
1.
|
|
Brucellosis
pada sapi
|
2.
|
|
Mastitis
pada sapi (radang payudara)
|
3.
|
|
Antraks
|
4.
|
|
Bengkak
rahang pada sapi
|
5.
|
|
Penyakit
pada ikan
|
Bakteri
penyebab penyakit pada tumbuhan:
No.
|
Nama
bakteri
|
Penyakit
yang ditimbulkan
|
1.
|
|
Menyerang
pucuk batang padi
|
2.
|
|
Menyerang
tanaman kubis
|
3.
|
|
Penyakit
layu pada famili terung-terungan
|
4.
|
|
Penyakit
bonyok pada buah-buahan
|
2.3
PATOLOGI / KELAINAN YANG DISEBABKAN OLEH BAKTERI
Patologi adalah kajian dan diagnosis penyakit melalui
pemeriksaan organ, jaringan, cairan tubuh, dan seluruh tubuh (autopsi). Patologi merupakan
cabang bidang perubatan yang
berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui
analisis perubahan kepada fungsi atau keadaan bahagian badan. Patologi
juga meliputi studi ilmiah terkait proses penyakit, disebut patologi umum. Patologi medis dibagi menjadi dua cabang utama, patologi
anatomi dan patologi klinik. Patologi
umum, juga disebut investigasi patologi, eksperimental patologi atau teoretis
patologi, merupakan luas dan kompleks lapangan ilmiah yang berusaha untuk
memahami mekanisme cedera sel dan jaringan, seperti tubuh sarana untuk
menanggapi dan memperbaiki cedera.
Bidang studi termasuk adaptasi selular cedera, nekrosis,
peradangan, penyembuhan luka dan neoplasia. Itu membentuk dasar patologi,
penerapan pengetahuan ini untuk mendiagnosis penyakit pada manusia dan hewan. Istilah '' umum patologi '' juga digunakan untuk
menggambarkan praktik patologi anatomi dan klinis.
Kelainan atau Patologi oleh bakteri
Tanpa pernah kita sadari, hidup kita sehari-hari tidak pernah
luput dari incaran mikroorganisme yang tidak terlihat oleh mata telanjang.
Mikroorganisme tersebut berseliweran di dekat kita. Beberapa jenis tidak
berbahaya, namun beberapa jenis yang lain dapat mengancam kesehatan jika masuk
ke dalam tubuh kita. Berikut adalah macam-macam bakteri yang dapat menimbulkan
penyakit, antara lain:
- Pseudomonas aeruginosa (Pseudomonas
pyocyaneus)
Bakteri ini dapat masuk ke jaringan tubuh dan menimbulkan gejala
penyakit, seperti infeksi traktus urinarius, infeksi jaringan paru, infeksi
kornea. Biasanya infeksi tersebut menimpa penderita diabetes mellitus atau
pecandu narkoba. Upaya pencegahan yang paling baik adalah menjaga daya tahan
tubuh tetap tinggi dan pada penularan pasien yang dirawat di rumah sakit dapat dilakukan dengan cara kerja yang
steril.
- Vibrio
cholerae
Bakteri ini menyebabkan penyakit cholera asiatica. Gejala penyakit yang
ditimbulkan ini berupa nausea, muntah, diare, dan kejang perut. Keadaan ini
dapat menyebabkan kejang kematian dalam beberapa jam sampai beberapa hari dari
permulaan sakit. Cara penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
bakteri ini. Pengobatan dapat dilakukan dengan mengganti cairan dan elektrolit yang
hilang, sedangkan pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan
dan minuman serta perbaikan sanitasi lingkungan.
- Vibrio
El Tor
Sifat bakteri ini sama dengan Vibrio cholera. Spirillium minus
(Treponema sodoku)
Bakteri ini menyebabkan penyakit
rat-bite-fever (demam karena gigitan tikus), dengan gejala berupa demam yang
mendadak, sakit otot, ruam kemerahan pada kulit, sakit kepala, nausea, dan
radang kelenjar getah bening regional. pencegahan dilakukan dengan peningkatan
sanitasi lingkungan terutama kebersihan rumah sehingga tidak ada tikus.
- Escherichia
coli
Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya epidemic penyakit-penyakit
saluran pencernaan makanan, seperti kolera, tipus, disentri, diare, dan
penyakit cacing. bibit penyakit ini berasal dari feses manusia yang menderita
penyakit-penyakit tersebut. indicator yang menunjukkan bahwa air rumah tangga
sudah dikotori feses adalah dengan adanya E.coli dalam air tersebut, karena dalam feses manusia
baik sakit maupun sehat terdapat bakteri ini.
E.coli dapat menimbulkan pneumonia, endokarditis, infeksi pada luka dan
abses pada berbagai organ. bakteri ini juga merupakan penyebab utama meningitis pada
bayi yang baru lahir dan penyebab infeksi tractor urinarius (pyelonephritis
cysticis) pada manusia yang dirawat di rumah sakit (nosocomial infection). pencegahan
infeksi bakteri ini dilakukan dengan perawatan yang sebaik-baiknya di rumah
sakit, antara lain: pemakaian antibiotic secara tepat, tindakan antiseptic secara benar.
5. Klebsiella
pneumonia.
Bakteri ini sering menimbulkan pada tractus urinarius karena nosocomial
infection, meningitis, dan pneumonia pada penderita diabetes mellitus atau pecandu alcohol.
gejala pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ini berupa gejala demam akut, malaise
(lesu), dan batuk kering, kemudian batuknya menjadi produktif dan menghasilkan sputum
berdarah dan purulent (nanah). bila penyakitnya berlanjut, akan terjadi abses, nekrosis
jaringan paru, bronchiectasi dan vibrosis paru-paru. Pencegahan dilakukan dengan
peningkatan derajat kesehatan dan daya tahan tubuh. pencegahan nosocomial infection dilakukan
dengan cara kerja yang aseptik pada perawatan pasien di rumah sakit.
- Clostridium
botulinum
Bakteri ini sering menimbulkan
keracunan makanan, hal ini karena bakteri tersebut tumbuh dalam makanan dan
menghasilkan toxin yang berbahaya bagi manusia. Gejala penyakitnya berupa
tenggorokan terasa kering, penglihatan menjadi kabur, gangguan akomodasi, gangguan
suara, kelumpuhan otot, gangguan jantung. Pencegahan dengan menjaga kebersihan
makanan dan memasaknya sampai matang.
- Mycobacterium
tuberculosis
Pada manusia bakteri ini dapat
menyebabkan penyakit tuberculosa yang menyerang paru-paru, tulang, kelenjar lympha,
ginjal, otak bahkan kulit. Gejala yang umum dijumpai adalah batuk yang tidak
kunjung sembuh. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi BCG dan mencegah
penularan.
- Mycobacterium
leprae
Merupakan bakteri penyebab penyakit
lepra, dengan gejala pertama berupa penebalan pada kulit yang berubah warna,
berupa bercak keputih-putihan, hilang perasaannya. Bakteri ini dapat pula
menyerang mata, paru-paru, ginjal dan sebagainya. Pencegahan dilakukan dengan
mencegah kontak langsung dengan penderita dan meningkatkan daya tahan tubuh.
- Treponema
pallida
Merupakan bakteri penyebab penyakit
siphilis
- Treponema
pertenue
Merupakan bakteri penyebab
Framboeisa (Yaws, patek)
- Leptospira
interrogans/Leptospira icterohaemorrhagica
Bakteri ini sebenarnya merupakan
penyebab penyakit pada tikus, namun dapat menular pada manusia melalui makanan
dan minuman yang terkontaminasi. Gejalanya berupa demam, sakit kepala, sakit
otot, betis, paha, punggung, conjuctivis, diare, konstipasi, anemiadan gangguan
fungsi ginjal. Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan, minuman,
meningkatkan sanitasi lingkungan.
- Brucella
sp.
Bakteri ini terdapat pada hewan
ternak. Jika memasuki tubuh manusia dapat menyebabkan demam yang terus menerus,
menggigil, lesu, berkeringat, sakit kepala, sakit otot, nafsu makan berkurang,
berat badan menurun, sakit sendi, pneumonia, meningitis, epistaxis,
pembengkakan kelenjar lympha, spleen dan liver. Pencegahan dilakukan dengan
melakukan vaksinasi pada hewan ternak, memasak makanan atau minuman yang berasal
dari hewan ternak sampai benar-benar matang.
2.4
PROSES TERINFEKSI BAKTERI
1.
Vibrio cholerae
Bakteri
ini menyebabkan penyakit cholera asiatica.Gejala penyakit yang ditimbulkan ini
berupa nausea, muntah, diare, dan kejang perut. Keadaan ini dapat menyebabkan
kejang kematian dalam beberapa jam sampai beberapa hari dari permulaan sakit.
Cara penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri
ini.Pengobatan dapat dilakukan dengan mengganti cairan dan elektrolit yang
hilang, sedangkan pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan
dan minuman serta perbaikan sanitasi lingkungan.
Patogen yang sering ditemukan di dalam air terutama
adalah bakteri-bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan seperti Vibrio
cholerae penyebab penyakit kolera,Shigella dysenteriae penyebab
disenteri basiler, Salmonella typosa penyebab tifus
dan S. paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan
hepatitis, dan Entamoeba histolytica penyebab disentri amuba.
Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui air perlu dilakukan control terhadap
polusi air.
Vibrio cholerae adalah bakteri gram-negative yang
berentuk batang melengkung. Bakteri ini dapat berpindah melalui air. Vibrio
Cholerae mengeluarkan suatu enterotoksin yang menyebabkan diare, mulai
dari ringan sampai hebat, muntah, dan kehilangan cairan tubuh secara cepat, dan
menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Vibrio cholerae sering
muncul sebagai endemik di banyak wilayah Asia. Organisme patogen tersebut dapat
menyebabkan pencemaran air dengan konsentrasi sebesar 10 – 10.000 organismpe
per 100 ml air pada saat terjadi endemik. Ledakan endemik Kolera pernah terjadi
di Peru dan Chilli yang diakibatkan mengonsumsi sayuran yang telah
terkontaminasi oleh air yang telah tercemar oleh Vibrio Cholerae.
Kolera merupakan penyakit yang sudah
langka di negara-negara perindustrian dalam seratus tahun
belakangan ini, tetapi penyakit ini masih sering terdapat di beberapa bagian
dunia termasuk sub-benua India dan bagian benua Afrika di sebelah selatan gurun
Sahara (sub-Sahara). Kolera adalah penyakit diare akut, yang disebabkan oleh
infeksi usus akibat terkena bakteria Vibrio cholerae. Infeksi biasanya
ringan atau tanpa gejala, tapi terkadang parah. Kurang lebih 1 dari setiap 20
penderita mengalami sakit yang berat dengan gejala diare yang sangat encer,
muntah-muntah, dan kram di kaki. Bagi mereka ini, kehilangan cairan tubuh
secara cepat ini dapat mengakibatkan dehidrasi dan shock atau reaksi fisiologik
hebat terhadap trauma tubuh. Kalau tidak diatasi, kematian dapat terjadi dalam
beberapa jam. Sumber utama penularan penyakit ini adalah air minum atau makanan
yang tercemar (terkontaminasi) oleh kotoran atau muntahan penderita yang
mengandung bakteri kholera ataupun tercemar oleh inang atau pembawa bakteri
kholera.
Lingkungan perairan adalah waduk
untuk bakteri ini. Terjadi dalam wabah kolera karena sanitasi yang buruk,
berkerumun, kelaparan dan perang. Ia mendapat ditularkan kepada manusia dengan
makan makanan atau minum air yang tercemar dengan Vibrio cholerae. Asia,
Afrika, Mediterania, Selatan dan Amerika Tengah dan Meksiko adalah daerah di
mana bakteri ini dikenal untuk hadir dan wabah kolera dapat mulai saat kondisi
menguntungkan bagi bakteri.
Sejak saat infeksi sampai timbul
gejala dikenal sebagai periode inkubasi dan dalam kasus kolera ini adalah 24
sampai 72 jam. Keparahan gejala tergantung pada jumlah bakteri yang tertelan.
2.
Clostridium tetani
Penyakit yang ditimbulkan adalah
tetanus, dengan infeksi melalui berbagai cara, yaitu: luka tusuk, patah tulang
terbuka, luka bakar, pembedahan, penyuntikan, gigitan binatang, aborsi,
melahirkan atau luka pemotongan umbilicus. Gejalanya berupa kaku dank ram pada
otot sekitar luka, hypereflexi pada tendon extremitas yang dekat dengan luka,
kaku pada leher, rahang dan muka, dan gangguan menelan.
Pencegahan yang dapat dilakukan
adalah perawatan luka yang baik sehingga luka tidak terkontaminasi, pemberian
antitetanus serum pada penderita, imunisasi aktif, vaksinasi tetanus toxoid
pada ibu-ibu.
2.5 Pencegahan terhadap penularan penyakit ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
a.
Pendidikan kesehatan agar pekerja di peternakan berhati-hati untuk menghindari
terjadinya luka atau lecet dan menghindari kontaminasi luka/ lecet tersebut
dengan bakteri.
b. Meningkatkan hygiene pribadi
c. Penggunaan masker dan alat-alat pengaman yang lain
bagi pekerja yang bekerja di peternakan.
d. Vaksinasi
e. Meningkatkan daya tahan tubuh.
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Bakteri (dari kata Latin
bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme
yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke
dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi.
2.
Untuk menghindari hal tersebut maka digunakan Alat
Pelindung Diri adalah
seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan
kerja.
3.
Bakteri
yang sering atau populer menyebabkan penyakit adalah Vibrio cholerae
. vibrio cholerae adalah bakteri
gram-negative yang berentuk batang melengkung. Bakteri ini dapat berpindah
melalui air. Vibrio Cholerae mengeluarkan suatu enterotoksin yang
menyebabkan diare, mulai dari ringan sampai hebat, muntah, dan kehilangan
cairan tubuh secara cepat, dan menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
4.
Pencegahannya yaitu Pendidikan
kesehatan agar pekerja di peternakan berhati-hati untuk menghindari terjadinya
luka atau lecet dan menghindari kontaminasi luka/ lecet tersebut dengan bakteri,
Meningkatkan hygiene pribadi, Penggunaan masker dan alat-alat pengaman yang
lain bagi pekerja yang bekerja di peternakan, Vaksinasi, Meningkatkan daya
tahan tubuh.
SARAN
- Sebaiknya sebelum
meneliti atau mengembangkan bakteri kita hendaknya menyelamatkan diri
dengan menggunakan APD. Jika kita sendiri tidak bisa melindungi diri
bagaimana cara meneliti bakterinya.
- Menambah
pengetahuan tentang objek bakteri yang akan diteliti, dimulai dari resiko
meneliti bakteri tersebut sampai dengan cara menangani diri bila
terinfeksi oleh objek yang diteliti.
- Selalu
teliti dan berhati-hati dalam bekerja di laboratorium, dari proses
pengambilan sampel sampai proses terakhir dalam suatu penelitian.
DAFTAR
PUSTAKA
5. Kris, agung. 2012. Penyakit Menular Kolera. Online. www.penyakit menularcoleraagungkrisnoblog.wordpress.com/2012/01/3184.html.
Diakses : 14 November 2012