Sabtu, 08 Desember 2012

Maafkan Sarah, Ibu!



Seorang gadis berusia sekitar 17 tahun bernama Sarah ia tinggal dirumah yang sangat sederhana tak  berlantaikan keramik namun dilapisi karpet plastik. Ia tinggal bersama Ibunya saja, sejak kepergian Ayahnya 5 tahun silam ia dan Ibunya terpontang-panting mencari uang untuk biaya hidup mereka.
Brukkk….! Terdengar suara benda yang jatuh di fajar yang sepi. “Bu! Gue gak mau jualan sayuran keliling Perumnas lagi, udah 5 tahun gue kerja  kayak gini bu!” terang gadis bertato naga dilengannya. “Sarah inikan juga untuk uang sekolah kamu dan untuk makan kamu, mengertilah nak kamu itu HPnya saja harganya 1.500.000 dan belum lunas lagi, dimana Ibu mau nyari uang? Bantulah Ibumu ini!” jelas perempuan setengah baya dengan wajah yang pucat. “Terserah pokoknya aku gengsi mau jualan lagi, lagi pula umurku juga udah 17 harus mesti gaul donk! Udah aku masih ngantuk Ibu keluar dari kamarku!” bentak Sarah yang segera menutup pintu kamarnya.
Jam 07.00, Sarah berangkat sekolah tanpa pamit kepada Ibunya. Si Ibu hanya mampu beristighfar dalam hatinya. Sudah 1 minggu berlalu Sarah tetap saja begitu, ia terus berusaha membuang semua rasa kasihan pada Ibunya. Tibalah suatu saat, saat Sarah pergi untuk membeli aksesoris HPnya tanpa mempedulikan Ibunya yang sedang sakit dan membutuhkan bantuan dari anak satu-satunya yang ia miliki.
Saat diperjalanan, Sarah hendak menyebrang ke toko depan dan… tiinnn (suara bel mobil) kemudian didepan mata Sarah, ia melihat kejadian yang sangat tragis tersebut. Seorang gadis sebayanya dengan lumuran darah di kepalanya masih bertahan untuk memeluk Ibunya yang sudah tidak sadarkan diri karena kecelakaan tersebut, dalam sekejap mata orang-orang berkerumun mendekati gadis tersebut dan segera memberikan bantuan. “Ibu… jangan tinggalkan aku Ibu! Ya Allah aku mohon Ya Allah aku belum sempat membahagiakannya sepenuhnya Ya Allah!” teriak gadis yang berlumuran darah tadi dan langsung pingsan.
Sarah langsung kembali ke rumahnya dan masuk ke kamar Ibunya. Kemudian dengan penuh penyesalan ia langsung memeluk Ibunya. Sejak saat itu Sarah berubah ia berjanji akan membahagiakan Ibunya dan membuat Ayahnya tersenyum di alam sana dan menjadi hamba Allah yang shalihah. Tamat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar